Hari kelulusan adalah hari yang paling ditunggu - tunggu setelah bertahun - tahun menempuh pendidikan di sekolah. Biasanya sih para pelajar menunggu masa ini karena akhirnya bisa terbebas dari segala tanggung jawab tugas dan masa sekolah yang menurutnya membosankan dan berat sekali.
|
Masa kelulusan dalam ilustrasi monokrom (mewakili teman teman mahasiswa yang kelulusan harus dilaksanakan secara online dan mengurangi vibes wisudanya)
|
Padahal, percayalah kawan, masa-masa yang indah sebenarnya adalah di masa sekolah itu sendiri. Kalian bisa banyak terlibat dan mengenal semua teman-teman di angkatan kalian secara intensif. Selain itu juga kalian dapat berpartisipasi bareng dalam suatu kegiatan dengan aktif yaaa di masa SMP-SMA ini. Masa-masa cinta monyet dan cinta buta juga sering terjadi di masa ini karena kelabilan emosi kita masing-masing. Sadar atau tidak, kalian sedang mengalami banyak sekaliii perkembangan di sini baik dari otak kalian maupun kematangan emosi kalian sendiri. Akan ada banyak kesempatan dan pergumulan yang Dia (kalau) izinkan akan kalian alami dan secara tidak langsung itu mematangkan kemampuan tadi.
Begitu pula dengan saya sendiri. Sedikit banyak pertumbuhan dan perkembangan yang saya alami. Tapi yang paling saya rasakan adalah mulai bertumbuhnya (asek) kematangan emosi terutama dalam pengambilan keputusan saat hal-hal genting (kapan belajar, materi apa yang harus dipelajari, gimana bagi tugas di kelas, ngatur anak-anak di kelas, komunikasi jadwal kelas dengan guru dan lain sebagainya). Tentuu hal-hal ini belum saya sadari di saat SMA.
|
Foto saat Kelulusan SMA, 2017 |
Masa kelulusan merupakan waktu dimana mulai terjadi kebingungan; Mau kemana lagi setelah ini? Mau kuliah dimana? Ngambil apa? Hal terbesar yang jadi kekhawatiran adalah karena saya berasal dari Kalimantan dan dari kota yang tidak terlalu besar yaitu, apakah saya bisa bersaing dengan pelajar lain yang notabene berasal dari kota besar?
Dan setelah berdiskusi dengan orang tua, hasil searching dan keinginan dari diri sendiriii, akhirnya saya memutuskan deh akan mengambil bidang di dunia kesehatan saja. Lalu saat masa SNMPTN, saya hanya mengisi 1 pilihan, S1 Keperawatan di UGM, hehe terlalu tinggi kan ya tapi tidak ada salahnya mencoba bung.
Dan yaa ternyata benar wkwkwk kalau itu ketinggian. Beberapa waktu setelahnya saat pengumuman SNMPTN, warna merah menghiasi laman pengumuman saya wkwkwk saya lupa gimana kata-katanya tapi masih tercermin jelas sedikit kekecewaan yang saya alami di masa itu.
Tapi ga terlalu kecewa juga sih, masih biasa biasa aja dan saya juga mengabari orang tua saya dengan santai "Mah, pah, aku ga keterima SNM, di UGM sulit ternyata" dan ternyata ya mereka santai-santai saja hehehe.
Singkat ceritaa akhirnya yauda deh, persiapan SBMPTN. Setelah menimbang-nimbang akhirnya saya memutuskan untuk memilih Universitas Diponegoro, Semarang (karena pertimbangannya cukup 1 kali flight/kapal saja kesana dan tidak perlu transit lagi) dan di Banjarmasin, Universitas Lambung Mangkurat di pilihan 2 dan 3 karena ada keluarga kan disana jadi enak kalau tinggal.
Persiapan SBM saya sebenernya sudah saya mulai sejak lulus SMA, karena dari awal saya juga tidak yakin bisa keterima SNM (yaiyalah apa daya SMA dari Kalimantan mesti terdepaq dengan mereka di Jawa). Persiapan SBM diwarnai dengan belajar, nonton youtube untuk melihat pembahasan soal, ngerjain soal-soal wangsit dan buka Kitab Suci sampai mual dispepsia anorganik wkwkw hingga 8 jam perhari sampaiii H-3 ujian. Dan sisanya menyakinkan diri dengan berkontemplasi untuk benar - benar yakin mengikuti SBM ini.
Tibalah saatnya ujian, dan yaa bersyukurnya ternyata soal-soal wangsit memang tidak jauh dengan soal SBMnya yang susah minta ampun, gila memang. Kadang juga mikir kenapa ya pemerintah buat soalnya sesusah itu tapi yaa ternyataaa kalau ga susah bagaimana bisa tersaring yang akan masuk PTNnya ya.
Skip 2 minggu, tibalah hari pengumuman SBM dan...
|
Gambar hanya pemanis |
Jengjengjeng, pujiTuhan warna merah tak terlihat dan hanya warna hijau depan mata. Saya ingat 3 tahun yang lalu waktu itu saya langsung chat orang tua saya dan mengabari mereka kalau "Mah, aku keterima kedokteran di Undip" dan yaaa pesta air mata mewarnai perayaan kami.
22 Juni 2017, akhirnya saya dan papah saya berangkat ke Semarang, mencium aroma padatnya jalanan Semarang untuk mengurus segalanya; mencari kos, mencari barang-barang, ngurus tes kesehatan include narkoba, buta warna dll. Perlu saya akui bahwa masa-masa ini adalah masa yang menyenangkan karena masih kerasa vibes habis lulus SMA ditambah euforia memasuki perkuliahan. Bener-bener bahagiaa sekali rasanya apalagi saat itu pengalaman pertama saya ke Semarang (krn saya anak kalimantan dan baru 2 kali ke Jawa).
Dan perlu saya akui juga kalau masa OSPEK adalah masa yang menakutkan wkwkw karena ya saya hanya maba yang cupu dan belum terbiasa. Tentu tidak saya pungkiri OSPEK memang penting karena konteksnya saja mengenalkan mahasiswa ke dalam kehidupan kampus dan ya, memang begitu deh jadii buat kalian yang akan lulus nantinya (SMA), memang begitu nyatanya wwkwk dan harus mengalami serta menikmatinya sendiri.
Setelah ospek, inilah baru...
Welcome to hell, bro.
Komentar
Posting Komentar